Nyanyian Ranting Kepada Batang


Jangan kau harapkan aku yang kau harap
Tak sepertimu, aku rentan
Aku hanyalah ranting dan kau batang
                Kau patah, hilang sudah
                Aku patah, yang lain tabah
Tapi hidup tak seperti pohon
Batang tidak menempel pada akar yang lain
Ranting tidak dapat lepas dari batang kalau mau hidup
Dan buah-buah yang jatuh bisa dipungut begitu saja oleh tukang kebun
Dan bahkan dirampasnya
Tanpa diiringi air merambai
Dari akar, batang, daun dan ranting
Tapi aku bukan ranting
Aku akan menjadi batang
Tapi aku bukan kau
Aku akan tetap hidup tanpa kekang


10 Oktober 2012, Bandung

Related Posts:

Di Langit Malam



Tidak perlu matahari untuk melihat
Dan bulan hanyalah sisa-sisa cahaya
Hanya saat gelap mataku dibuat hanyut
Dipaku-diamkan olehmu yang bertebaran

Aku memandang
Jauh padamu yang mengintip di balik awan
Hitam langit menghitam hingga sisa cahaya padam
Hingga muncul terang yang kau aku sebut matanya siang

Aku katakan ini padamu
Tangkap mataku lagi ketika bumi telah setengah berputar
Antara tanah dan langit semoga tidak ada awan
Antara kau dan aku tidak ada sekatan
Dan saat itulah kepuasanku memandang
09 Oktober 2012

Related Posts:

Itu adalah Rasa Ribuan Nama



dan terbukalah dimensi
yang banyak memiliki arti namun takada yang pasti
yang hanya mampu dimengerti lewat hati
yang katanya yang muda yang paling menikmati
ini
fenomena emosi tak terkendali
pengalaman batin yang pasti akan dialami
datang,
bersemayam,
dan pergi
gejala rasa ribuan nama
tangis-tawa akan selalu tiba
tersendat
tidak akurat dan tanpa isyarat
bahagiakan duka ramaikan sepi
lukiskan luka lesapi lara
lenyap
sungguh sunyi
langsung lirih
 ini
bisa menusuk
sangat menusuk hingga ke rusuk
paling aku hanya akan berdarah dan mati
tanpa harus mengalami siksa batin menghunus nurani
terpaut kait jiwa karamkan diri
di sunyi
sepi

Related Posts:

Sajak Untuk Kamarku





Bagaimana kabarmu di sana? apakah selalu bersih? masihkah tertata rapi?
Selalu kuingat itu, saat di mana kau selalu menghangatkanku, menjaga jasad bernadiku ketika aku berjalan tak bersamanya
Tempatku menangis, berdoa, belajar, melamun, menyendiri, bersantai, berkumpul dengan teman, menghayal jorok, stretching di pagi hari, dan yang lainnya benar-benar buatku pribadi
Lama tak jumpa kawan, lama tak jumpa
Ruangan berbentuk balok bervolume berukuran 3x4x4 meter, jaga dirimu baik-baik
Jangan biarkan adik-adikku mencoret-coret kulit semenmu, bukankah aku sudah menggoreskan cukup tato untukmu? gambar naruto dan lambang-lambang maco dari band-band kesukaanku yang lagu-lagunya sering kita dengarkan dari mp3
Masihkah ada itu?
Kasur bertingkat untukku beristirahat, rak bertingkat untuk buku dan televisiku termuat
Masih adakah itu?
Aku akan mengunjungimu lagi usai menaklukan kebodohan, ketidak tahuan, dan kekanak-kanakanku
Aku tengah bertualang melawan kemunafikan, keteledoran, dan kehawa nafsuanku ketika tidak dalam volumemu
Dukung aku hingga kukembali ke dalammu
Dan saat itu, aku akan membutuhkanmu, di senjaku
Untuk kembali menghangatkanku, menjaga jasadku
Hingga tak bernadi lagi

Related Posts:

Permata Kerang




sekali lagi
permata lain yang menyilaukan mata
mataku oleh permata yang bermata
begitulah kukira perlakuannya
walau ia dalam kerang
walau hanya sebias cahaya terang
sinarmu suci dalam ruangmu
anggun dalam cangkangmu
sekali lagi
dan taktahu sampai kapan lagi
aku mengagumimu

Related Posts:

Father's Song (August Rush)




Hey! Siapa yang tahu film August Rush?
Bagi Kalian yang sudah menonton film itu, pasti tahu adegan saat Arthur(Leon Thomas) bernyanyi di Central Park setelah diberi uang oleh Evan Taylor/August Rush kan? Lagunya enak banget it really has a very nice melody! Acungkan tangan bagi yang setuju?! : D
Sobat, setelah beberapa hari semenjak saya menonton filmnya, saya langsung mencari lagu yang dinyanyikan oleh Arthur sang pengamen itu di internet. Tapi sampai saat ini, saya tidak menemukan mp3 ataupun liriknya yang lengkap. Tapi saya menemukan sebuah statement yang menyatakan bahwa lagu tersebut-secara teknis-bukanlah termasuk Soundtrack dari film August Rush. Yang saya tahu,-kalau tidak salah-lagu tersebut dinamai Father's Song yang ditulis oleh Charles Mack dan dinyanyikan tahun 2007, ya dalam film August Rush itu. Lagunya pun hanya sepenggal saja. Walaupun begitu, saya tetap mencari liriknya dan mencoba memainkannya dengan instrumen gitar. Berikut adalah penggalan lirik lagu Father's Song beserta kordnya yang telah saya ulik :
D                            Bm                 D
Father hear me when I call your name
                     G                             A
I need you to answer me now
D                 Bm                      D
Father here I am weak in your sight
                    G        A
Can you rescue me now

Good luck! And keep looking for the song : D

Related Posts:

Kedai Kopi Nasionalis


Dhika Zakaria



........Karena dalam secangkir kopi susu terdapat filosofi “persatuan dari berbagai perbedaan”



Sebuah kedai sederhana berada di persimpangan jalan. Bisa diakses dari Jalan Pasifik ataupun Jalan Hindia. Di sebelahnya terdapat Hotel Asia yang merupakan gedung yang tinggi dan megah. Lalu di seberangnya terdapat sebuah toko fashion dengan nama Australian Style’s Boutique. Mungkin karena itu kedai ini kerap ramai dikunjungi . Lokasinya yang strategis yang bisa diakses dari dua jalan, selain itu juga kedai tersebut berdekatan dengan sebuah hotel dan boutique fashion yang cukup ternama. Bukan hanya masyarakat lokal, tetapi orang-orang dari luar daerah bahkan orang asing banyak yang melabuhkan kendaraan mereka di kedai tersebut dengan tujuan untuk benar-benar menikmati kopi susunya yang enak ataupun hanya sekadar beristirahat minum kopi setelah perjalanan yang jauh.
        Adalah Ujang, Noni, Supeno, Tigor dan Gusti. Kelima mahasiswa ini berencana untuk berkumpul kembali setelah tiga bulan mereka melakukan KKN di sebuah daerah cukup terpencil yang jauh dari kota tempat mereka berkuliah. Dan Kedai Kopi Nasionalis adalah tempat yang mereka jatuhi pilihan.
Pelayan        : Silahkan Mbak, Mas. Selamat datang di kedai kami. Silahkan dipilih menunya. Ada kopi susu, cofe latte, capuccino, espresso, russian coffee, irish coffee, macchiato, kopi tubruk hitam juga ada Mbak, Mas. Boleh saya tulis pesanannya?
Noni, orang betawi yang merupakan satu-satunya gadis dalam kelompok ini memulai memesan.
Noni        : Emmm, saya kopi susu aja deh Mbak. Sssst kalian mau apa? (berbicara kepada empat temannya)
Supeno         : Walah, iki semua nama-nama kopi toh. Keren-keren ya namanya hehehe (semuanya tertawa geli termasuk si Mbak pelayan) Saya ikut Noni saja kalo begitu. Kopi susu ya Mbak!
Ujang           : haha Peno Peno.. Ada ada aja kamu teh. Saya juga samain aja Mbak, kopi susu kayaknya enak euy hehe.
Tigor               : Ya sudahlah kalo begitu samakan saja. Aku juga mau kopi susu satu ya Mbak!
Noni               : Gus, kopi susu juga deh yah, biar samaan semuanya, jadi si Mbaknya ga ribet hehe
Gusti        : Iya boleh. Asalkan saja Noni  yang membayar semuanya. Yang pertama memilih yang menanggung biaya.
Noni               : Enak aja lo! (Semuanya tertawa)
Pelayan           : Terimakasih, silahkan ditunggu yah (Pelayan pun pergi setelah mencatat pesanan mereka)
Supeno           : Wah uenak di sini yah. Tapi agak pusing juga, banyak warnanya hehehe. Semua warna meja di kedai ini ko beda-beda semua yo? Kursi kita juga ndak ada yang sama.
Tigor                : Ya itu sih supaya kedainya tambah menarik saja barangkali No.
Noni            : Hmmm. Ga tau bener atau ngga, tapi bokap pernah cerita. Kedai ini kan udah lama ada. Katanya, warna-warna ini sengaja dibikin kaya gini. Kaya simbol.
Gusti                : Simbol apa Non?
Noni                 : Pancasila.
Ujang               : Pancasila bagaimana?
Noni            : Iya, jadi warna-warna d meja ini sengaja diambil dari warna-warna yang melambangkan kelima sila pada Pancasila. Liat deh, semuanya ada lima meja. Ada warna kuning keemasan, Merah, Item, Hijau, sama Putih kan? Nah, kuning keemasan itu melambangkan sila pertama, yaitu bintang. Terus merah, menunjukkan lambang kepala banteng. Warna Hijau, menunjukkan sila ketiga yang lambangnya pohon beringin. Lalu yang item menunjukkan lambang rantai. Yang terahir putih, menunjukkan lambang padi dan kapas. Menurut aku sih itu keren banget, makanya aku ajak kalian ke sini hehehe.
Tigor               : Kursinya juga sama ya Non?
Noni           : Iya! Di setiap meja ada lima kursi yang beda-beda warnanya menurut pada pola lambang Pancasila. Ada juga yang bilang kalo kelima meja di sini, menunjukkan lima pulau besar di Indonesia. Yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Jadi, Kelima meja yang dikelilingi lima bangku berbeda-beda warna menurut lambang Pancasila ini maknanya adalah lima pulau terbesar di Indonesia yang semuanya dinaungi oleh Pancasila.
Supeno       : Wah, keren keren. Kita kaya ada di tempat bersejarah yah. Mengingatkan kita tentang Nasionalisme.
Tak lama kopi pesanan mereka pun datang.
Pelayan           : Silahkan dinikmati.
Terimakasih (jawab mereka hampir bersamaan)
Supeno           : (Menyeruput kopi susunya) ahhh.. nikmat tenaaaaan.
Ujang              : Ahhh.. alhamdulillah, raos pisan hehe.
Tigor               : Mantaplaaaah ini haha
Gusti         : Enak sekali. Eh Non, emmmmm tema dan suasana kedainya sudah sesuai. Yaitu tentang persatuan dan Nasionalisme bangsa Indonesia, tapi ko menunya kopi semua?
Supeno           : Wah iya bener juga Non. Kenapa tuh Non?
Noni               : Emmm itu juga salah satu kenapa aku ngajak kalian ke sini.
Ujang              : Jadi maksudnya?
Noni               : Jadi di sini. Kopi ini punya makna juga abang-abang sekalian. Filosofinya adalah “persatuan dari berbagai perbedaan”
                        (keempat temannya semakin antusias mendengarkan)
                       Gini, kopi kan dibuat dari beberapa bahan. Contohnya kopi susu yang kita minum ini. Terbuat dari gula yang manis, susu yang gurih dan kopi yang pahit juga asam. Bahan-bahan itu dipadukan sehingga menjadi kopi susu yang enak dan harum, padahal masing-masing bahannya memiliki sifat dan rasa yang sama sekali berbeda kan?
Supeno            : Wo iyo Non, bener bener.
Gusti                : Terus apa hubungannya sama Indonesia Non?
Noni            : Nah, itu dia. Pas banget sama kita. Jadi kalo dianalogikan, misalnya kita yang jadi bahan-bahannya. Gue orang betawi. Lu Gus, orang Bali. Peno orang Jawa. Ujang Sunda. Terus Tigor orang Batak. Nah, kita kan punya sifat dari suku yang beda-beda nih. Kalo disatuin, jadilah bangsa Indonesia. Jadi kalo meja dan kursi kan melambangkan teritorialnya. Nah, kopinya melambangkan bangsa Indonesia itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa itu berbeda-beda suku dan agamanya, tapi dalam satu wilayah sama yang dinaungi oleh Pancasila, kita semua termasuk kedalam bangsa Indonesia.
Ujang              : Bhineka Tunggal Eka.
Noni               : Yupp.. Tepat banget Jang hehe.
Supeno           : Wah hebat.. Gak heran deh kalo kedai ini dinamain Kedai Kopi Nasionalis.
Noni               : Iya bener No, benar-benar menunjukkan rasa Nasionalisme!
Ujang, Supeno, Gusti, Tigor : Setuju !

Related Posts:

Recent Post

Recent Posts Widget