Orang Gila Saja Tahu


Dhika Zakaria

Sore hari di sebuah taman di tengah perkotaan, terlihat lampu bulat dengan tiangnya yang tinggi itu baru dinyalakan. Di sampingnya ada bangku panjang yang tengah diduduki oleh seorang perempuan muda. Dia hanya diam dan tertunduk.
            Tak lama ada lima pemuda datang dengan pakaian yang dipaksakan seragam.
Pemuda 1 : Heh sedang apa dia di situ? (melihat perempuan muda)
Pemuda 2 : Tidak tau tuh... Heh kamu lagi apa di situ? (bertanya kepada perempuan itu) heh jangan diam aja heh (perempuan itu tetap terdiam menunduk. Keempat pemuda lain juga ikut memperhatikan perempuan itu)
Pemuda 3 : Sudahlah heh.. tidak usah dipedulikan. Dia tidak akan merespon walaupun ada buldozer yang merobohkan bangunan di belakangnya itu. Dia tidak akan peduli walaupun tempat tinggalnya digusur. Dia itu pengusaha yang tamak! Ia sudah menjual seluruh aset perusahaannya kepada orang asing. Sehingga orang-orang asing yang ahirnya menguasai perekonomian di negeri ini. Ia pun terkena getahnya. Ia jatuh miskin dan sekarang jadi gila. Sudahlah.. Ayo kita segera latihan saja.
Mereka segera berkumpul dan berbaris lalu menari-nari dengan gerakan yang dipaksakan pula. Perempuan muda itu hanya terdiam di bangku panjangnya melatari para pemuda yang tengah menggerak-gerakkan tubuh mereka berusaha seirama.
            Setelah menari, mereka berkumpul lalu berdiri di samping bangku panjang itu dan terdiam.
            Dari sudut taman, datang seorang ibu yang mengenakan tali gendongan bayi.
Ibu tua : (Datang perlahan sambil terbatuk-batuk) Kalian dasar tidak bisa nurut! (menjewer kelima pemuda satu persatu) cepat kembali ke kamar kalian masing-masing!
Pemuda 2 : Tapi tadi kami sedang latihan.
Ibu tua : Latihan apa? (mendekatkan telinganya pada salah satu pemuda)
Boyband! (jawab kelima pemuda bersamaan)
Pemuda 1 : Kami ini harus terus latihan. Kami mau pergi ke Jepang! Kami akan mempunyai penggemar-penggemar yang memanggil-manggil nama kami setiap kali kami menari dan bernyanyi. Sekarang lagi zamannya boyband.
Ibu tua : (Tersenyum geli) haha dasar anak muda zaman sekarang! Kalian hanya mengejar kesenangan tanpa melihat kiri kanan, depan belakang, atas dan bawah. Boyband atau apalah itu. Kalian telah dibodohi oleh budaya orang-orang asing itu. Dipengaruhi luar dan dalam. Pantas, pantas saja negeri ini selalu terpuruk di mata orang asing. Pantas saja. Karena bangsanya sendiri pun tidak mempelajari, menghargai bahkan tidak peduli terhadap budayanya sendiri. Sudahlah, cepat kalian kembali. orang yang berpakaian serba putih dan membawa suntikan itu mencari-cari kalian dari sejak tadi.
Kelima pemuda berbaris dan pergi.
              (Berbicara sambil melihat gendongannya) Nak, lihat perempuan itu hanya terdiam, mematung, menatap rumput, serta semut-semut dan kawan-kawannya yang berlalu-lalang di tanah di bawah kakinya. Tidak tergugahkah dia? Tidak tergugahkah hatinya? Tak pernahkah ia memutarkan lehernya untuk melihat ke sekitarnya yang menampakkan kehidupan nyata? Kita di sini nak, kita di sini menderita. Tak terurus oleh yang namanya pemerintah. Ya pemerintah.. Ibu juga tidak tahu siapa itu pemerintah, di manakah dia, apakah yang dilakukannya.. Tapi anak-anak muda yang mengenakan jas biru, kuning, cokelat, hijau, dan merah yang sering ibu lihat bergerombol-gerombol itu, selalu berteriak-teriak tentang permasalahan di negeri ini dan selalu meminta pertanggungjawaban dari pemerintah. Ah... Ibu mau bertemu dengan pemerintah itu. Ibu hanya mau bertanya Nak.. Bukankah yang Ibu dengar itu, negeri kita ini sudah merdeka? Tapi mengapa masih banyak orang-orang asing yang menanamkan usahanya di negeri ini? Mereka menguasai pasar-pasar elit yang orang-orang sekarang bilang perbelanjaan atau mall-mall itu. Budaya mereka juga semakin terasa kental masuk dan dengan mudah dapat berbaur dengan generasi-generasi muda zaman sekarang. Ibu tetap merasa bahwa bangsa ini belum merdeka, Nak. Belum  merdeka dari penjajahan orang-orang asing. Selain 17 Agustus itu, akankah ada kemerdekaan kedua yang benar-benar membebaskan negeri ini dari penjajahan orang asing dalam bentuk apapun?
              Kemudian datang dua orang suster.
Suster : (Berbicara kepada ibu tua dengan hati-hati) Ibu, sudah dulu jalan-jalannya ya. Ayo kembali ke kamar dan kita mandi. Taruh dulu gendongannya ya bu.. (Seorang suster lainnya berbicara dengan nada yang sama kepada perempuan muda)
Ibu tua :Saya tidak mau menaruh gendongan ini. Kasian anak saya (sambil mengangkat sedikit gendongannya dan memperlihatkan isinya yang ternyata hanya sebuah boneka)

Related Posts:

0 Response to "Orang Gila Saja Tahu"

Post a Comment

Recent Post

Recent Posts Widget